adib
-
Jumat, 20 Juni 2025 | 22:33 WIB
CIANJURERABARU.com - Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat yang berusia 10.000 - 25.000 Sebelum masehi. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, di jalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Situs ini berada dalam naungan Museum dan Cagar Budaya, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Keberadaan Gunung Padang dilaporkan pertama kali oleh Nicolaas Johannes Krom dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst pada tahun 1914. Krom melaporkan bahwa di puncak Gunung Padang yang berdekatan dengan Gunung Melati terdapat empat teras yang disusun dari batu kasar dan dihiasi batu andesit berbentuk lingga. Di setiap teras terdapat gundukan tanah yang ditimbuni batu.
Dari serangkaian penelitian diketahui bahwa Gunung Padang dibangun antara abad IV-XVI oleh masyarakat penganut tradisi megalitik. Berdasarkan naskah Sunda Kuno, tempat suci semacam ini disebut "kabuyutan". Tradisi megalitik ini terus berlanjut ke masa Hindu- Buda.
Gunung Padang merupakan tinggalan megalitik tertua dan terbesar di Indonesia. Berdasarkan pertanggalan karbon (carbon dating C14) diketahui usianya 500-200 tahun SM.
Penemuan
Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan") tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat "terlupakan", pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede.[1] Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.
Lokasi
Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau. Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam.[1] Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat.[2] Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam.
Fungsi
Fungsi situs Gunungpadang diperkirakan adalah tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim di sana pada sekitar 2000 tahun SM.[2] Hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya pelibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada.[3] Selain Gunungpadang, terdapat beberapa tapak lain di Cianjur yang merupakan peninggalan periode megalitikum/Zaman Batu
Komentar